Microsoft Powerpoint: Membuat Sebuah Presentasi yang Sempurna
Presentasi merupakan sebuah alat untuk menjual kebutuhan kepada audien. Bisa dimanfaatkan untuk mempresentasikan sebuah proposal, sebuah makalah, atau pelaporan. Niat sebuah presentasi tentu saja membuat audiennya percaya bahwa apa yang disampaikan oleh si pemateri adalah yang fakta yang sebenarnya, sehingga si audien menyetujui dan menyadari pentingnya apa yang disampaikan oleh si pemateri.
Berdasarkan pengalaman memberikan presentasi, menurut saya ada beberapa syarat yang harus dimiliki oleh sebuah presentasi, sehingga bisa dikatakan sebagai presentasi yang sempurna dan bisa menarik audien untuk tertarik dan menyetujui materi yang dipresentasikan. Sebagai catatan presentasi disini dimaksudkan presentasi dengan menggunakan alat presentasi seperti Microsoft Powerpoint atau Open Office dengan alat sorot infocus.
Konsistensi
Konsistensi sangat dibutuhkan dalam mempengaruhi audien, inti utama dari presentasi adalah si audien harus fokus terhadap presentasi kita. Jangan dibuat presentasi dengan pola atau gambar atau warna yang kontras perslidenya. Jika pada awal slide mempunyai latar belakang biru, maka slide berikutnya sebaiknya juga berwarna yang sama. Jika slide pertama berpola kotak-kotak maka slide berikutnya harus mengikuti pola yang sama juga. Sebab yang harus kita perhatikan bahwa jika pola atau warna yang kita gunakan tidak konstan, si audien akan "terkejut" dengan perubahan-perubahan yang mendadak. Faktor "terkejut" memang kita butuhkan, tetapi tidak untuk setiap slide.
Lakukanlah perubahan-perubahan yang tidak signifikan pada sub topik, sehingga si audien "terkejut" namun tidak berarti merubah total pola atau warna yang dominan.
Gambar
Dalam menampilkan slide, satu gambar berarti berjuta kata harus benar-benar kita fahami. Sebelum audien membaca teks-teks yang kita sajikan sebaiknya opini si audien dikerucutkan dulu dengan sebuah gambar yang mempunyai keterkaitan langsung dengan topic yang kita bahas.
Minimal dalam setiap slide harus ada satu buah gambar. Namun ini tidak berarti satu slide itu harus dijejali dengan gambar-gambar, ini malah akan mengaburkan audien akan inti dari slide yang kita tampilkan, kalau gambar yang digunakan lebih dari satu, maka berarti harus ada salah satu gambar yang dominan.
Gambar yang bergerak seperti video atau animasi harus diperhitungkan benar-benar penggunaanya, sebab walaupun presentasi digunakan untuk menarik perhatian audien. Tokoh utama tetap si pemateri, jika gambar berupa animasi atau video apalagi dengan durasi yang panjang akan mempunyai efek pisau bermata dua, perhatian audien hanya akan terfokus pada slide yang sedang tampil dan bisa mengabaikan si pemateri.
Yang harus diperhatikan tentu saja keterkaitan antara gambar dengan materi yang ditampilkan, bisa saja audien malah sibuk mendiskusikan gambar yang menarik namun jauh dari materi yang ditampilkan. Kan bisa barabe!
Poin-poin materi jika bisa diterjemahkan kedalam bentuk peta pikiran atau bagan-bagan, karena dengan sisi pandang yang baru akan membuat audien makin tertarik dan slide juga terasa sangat dinamis.
Materi
Yang harus diperhatikan dalam penyampaian materi adalah jangan menampilkan semua materi yang akan disampaikan kedalam slide, sebab ini akan mempunyai dampak sebagai berikut
- Jika yang disampaikan pemateri berbeda dengan yang ditampilkan di slide tentu saja akan merendahkan pemateri dimata audien
- Jika yang disampaikan pemateri sama dengan yang ditampilkan di slide si pemateri dianggap membaca slide saja, tetap saja tidak baik
Tentu ini merupakan bumerang bagi si pemateri sendiri, langkah terbaik adalah materi yang disampaikan sebaiknya berupa poin-poin yang dianggap penting saja. Penjelasan secara lengkap akan disampaikan oleh si pemateri saat slide ditampilkan. Audien akan melihat gambaran besarnya melalui slide, kemudian melanjutkan perhatiannya kepada si pemateri ketika menyampaikan materi.
Animasi
Sebuah slide presentasi dengan menggunakan aplikasi office tentu saja akan terasa hambar jika disajikan tanpa animasi, animasi merupakan bentuk rehat sejenak yang dirasakan oleh audien untuk menyegarkan otaknya kembali.
Prinsip "walaupun kamu bisa, bukan berarti kamu harus", harus selalu ditanamkan dalam menampilkan animasi. Walaupun kita mampu untuk membuat berbagai jenis animasi, bukan berarti kita harus memamerkan semua kemampuan kita. Sebab ini akan mengganggu prinsip konsistensi seperti telah dijelaskan sebelumnya.
Animasi sebaiknya simpel, jangan yang terlalu rumit dan membutuhkan waktu yang lama, animasi jika terlalu berlebihan akan membuat muak audien, dan malah menjadi membosankan. Penting untuk menampilkan poin-poin dalam bentuk animasi karena akan membuat si audien tertarik, tetapi yang harus diingat animasi yang digunakan harus ringkas dan sesingkat mungkin, tahap tertarik dan bosan itu sangat tipis.
Untuk gambar awal, sebaiknya jangan dianimasikan, ketika slide muncul sebaiknya langsung disertai dengan gambar tersebut untuk membangun opini dan ketertarikan audien. Audien tentu saja ingin tahu apa maksud dari gambar tersebut, keingintahuan itu yang membuat presentasi menjadi menarik.
Slide Transition
Transisi antar slide sebaiknya juga dalam bentuk animasi, karena kita perlu "mencuci otak" audien setiap slide berganti, tentu saja keterhubungan antar slide merupakan syarat pasti.
0 comments:
Posting Komentar